Duduk bersila menatap Tiwu Nuwa Muri Koo Fai dan Tiwu Ata Polo di
ketinggian Tugu Sukarno, sebuah suara berkata kepadaku :
“Ketika engkau menapakkan kakimu ke anak-anak tangga menuju
ketinggian ini, engkau tahu engkau menapak lebih dalam ke dalam hatimu sendiri.
Waktu engkau memutuskan perjalananmu sebagai petualangan, engkau tahu engkau
membuka dirimu bagi semua kemungkinan.
Menjelajahlah ke tempat yang belum pernah kamu jelajahi,
pergilah ke tempat-tempat yang bahkan tak bisa kamu bayangkan, bebaskanlah
dirimu dari semua imajinasi yang pernah kamu miliki, keluarlah dari dunia yang
masih bisa kau kira-kira isinya, dan dengan itu engkau menghadapkan diri pada
dirimu sendiri : batas-batas, ketakutan, keberanian, dan kapasitasmu sendiri.
Tidak ada orang lain, tidak ada yang kau kenal, yang ada hanya kau dan dirimu
sendiri.
Mungkin engkau merasa siap, tetapi kini engkau tahu engkau
tak siap. Sejatinya engkau tidak pernah siap. Kesiapanmu hanya ada ketika engkau
mampu memperkirakan sesuatu. Kini, tiba-tiba saja engkau kehilangan petunjuk
dan batu-batu penanda kalkulasi dan imajinasimu. Engkau tak pernah tahu dunia
dan peristiwa apa yang akan datang menjumpaimu.
Dan disitulah kau tahu ukuran-ukuranmu, latihan-latihan
hidup yang telah kau lalui, kekosongan akibat pelajaran yang terlewatkan,
kelemahan dan kekuatanmu sendiri. Mungkin, tiba-tiba engkau menggugat dirimu
sendiri, merasa harus membenci dirimu sendiri atas ketidaktuntasan menyiapkan hidup.
Engkau merasa malu, tetapi engkau sudah terlambat.
Sesaat engkau merasa hidup telah direnggut daripadamu ,
tetapi tiba-tiba engkau sadar, sejatinya engkau tak pernah memiliki hidup itu,
engkau hanya diperkenankan mengisi pikiranmu dengan benda-benda, sosok manusia,
dan peristiwa yang sejatinya sama sekali bukan milikmu.
Lalu tinggallah kini dirimu dan dunia tanpa batas yang
terbentang di hadapanmu : engkau tahu tidak ada jalan mundur kecuali engkau
menjadi pengecut. Yang ada hanyalah maju, berdiam diri berarti mati.
Yang tersisa hanyalah ini : lentera hatimu sendiri,
keberanianmu, latihan-latihan yang telah engkau jalani, serta saudara-saudara jiwa
yang kau temui sepanjang perjalanan.
No comments:
Post a Comment