25.12.14

Ibu : sebuah pagi di negeri hujan




Pagi hari terang di langit, tapi gerimis terus saja. Gerimis adalah legenda, kini legenda itu menghampiri jendela kamarku. Di situ di tanah coklat di bawah jendela, cekungan-cekungan kecil oleh tetes-tetes hujan, menyisakan batu dan kerikil, sepotong rumput bergoyang di genang air. Di cekungan-cekungan itulah dulu kakek nenek kami biasa membuang botol-botol dengan menanamnya terbalik untuk menjaga dan merawat tanah. Kini botol lebih berharga daripada tanah. Urusan perut tentu tak bisa dikalahkan.

Atma namaku. Jiwa yang berkelana. yang gelisah oleh desaku yang beranjak mengkota, dan kota terlalu asing bagi manusia. Menatap hujan yang semakin jauh dari kanak-kanak. Merenungkan kanak-kanak yang kehilangan kesempatan merayakan hidup di bawah derai-derai hujan. Merenungkan para orang tua yang terlalu takut anak-anaknya berhujan-hujan dan belajar langsung pada sang alam. Merenungkan kemanusiaan yang menyerahkan kesatuannya pada alam ke tangan para ilmuwan demi “kesehatan dan pola hidup yang aman bagi manusia”. Lupa bahwa bahaya terbesar bagi alam dan  manusia adalah manusia itu sendiri.
Demikianlah aku Atma, jiwa yang selalu bertanya. Dan selalu di saat-saat seperti itu Sang Hidup punya cara lain bersapa dengan jiwaku.

Pagi ini di bawah gerimis yang membasuh bumi, aku enggan berdoa Rosario lagi, seperti yang selalu dinasihatkan ibuku. Tapi tiba-tiba ibuku berdiri di depan pintu, tersenyum, lalu mengulurkan teh hangat padaku. Ibuku berkata, “Sudah bangun, Ngger ?” Pada senyumnya, pada asihnya aku tak kuasa. Dan itulah mengapa aku berdoa Rosario tiap pagi, meski aku tak begitu menyukainya. Dan tentu satu yang kuminta, kelanggengan kasih itu, yang menyapaku dengan sapaan hangat yang sama tiap kali pagi tiba : “Sudah bangun, Ngger ?”

Begitulah Sang Hidup selalu punya cara merawat jiwaku, ketika ia gelisah akan hal-hal besar, ketika ia menatap sejarah dan merasa terkerdilkan. Ibu. Segelas teh hangat dan senyum itu, lebih dari cukup untuk memperbaharui peradaban.

No comments: